Featured
Berkenalan dengan Interface Audacity
Seperti yang kita lihat, Audacity memiliki interface yang, kalau boleh saya bilang primitif, untuk jaman sekarang. Tapi jangan sampai 'muka' yang alakadarnya ini membuat kita memandang software ini dengan sebelah mata. Karena, percayalah, Audacity ini powerful dan efisien. Cocok untuk proyek kecil sampai proyek medium. Oke, cukup ngobrolnya, sekarang kita akan berkenalan dengan muka si Audacity, sekaligus langsung praktek.
Ini adalah workspace (area kerja) Audacity versi 2.1.2 di Windows 10 |
Sekarang, coba kamu buka Audacity yang usdah terinstall. lalu coba kamu masukkan satu file audio mu. Apa saja. Bagaimana cara memasukkan suara ke Audacity? Paling gampang adalah dengan men-drag (menyeret) file ke dalam interface Audacity, atau bisa juga dari menu File -> Open. Audacity mensupport banyak tipe suara. Mulai dari MP3, WAV, dan lain sebagainya. Atau, kalau kamu mau, kamu bisa unduh contoh suara saya di sini. Nanti akan jadi sepert ini.
Atau, kalau kamu mau, kamu bisa kok, merekam suaramu sendiri :)
Note: Saat kamu memasukkan file untuk pertamakalinya, kadang ada pilihan copy file atau read from the source. untuk latihan, pilih copy. Memang pilihan ini membuat save file lebih besar, tapi ini untuk menjaga agar file aslinya tetap aman 'tak tersentuh'.
Nah, mari kita lihat lebih dekat file audio mu. Coba perhatikan di sisi kirinya. Ini dinamakan dengan Track Menu. Semua file audio yang masuk ke Audacity pasti punya Track Menu. Kalau tampilannya terlalu kecil, kamu bisa menarik file supaya membesar,. Caranya, tempatkan kursormu di batas bawah sampai berbentuk panah, lalu drag (seret) ke bawah, hingga seperti ini:
Memperbesar tampilan file audio |
Di Track Menu bagian paling atas ada nama file, dibawahnya ada file property, tombol Mute dan Solo, lalu slider volume dan slider panning di bagian bawah. Kita akan membahas tombol-tombol itu nanti. Oiya, kamu lihat tombol bergambar panah atas? Coba deh kamu klik.
Kalau kamu memasukkan file audio yang sudah memiliki nama, maka di Title Track (Nama Track) akan tertera nama file audio mu. Tapi, kalau kamu merekam langsung di sini misalnya, maka nama track mu hanya tertera 'Voice'. Kalau seperti itu, saya -sangat- merekomendasikan untuk mengganti namanya. Misalnya VO (Voice Over), atau juga bisa nama yang mendeskripsikan file audio mu. Penamaan file ini akan ~sangat~ berguna kalau kita membuat proyek besar nanti.
Nah, sekarang kita bergeser ke Transport Bar. Tentunya kamu sudah tau dong, fungsi tombol-tombol ini? Nah, sekarang coba kamu pencet-pencet. Apa yang terjadi kalau kamu menekan tombol merah?
Transport Bar dari kiri ke kanan: Pause - Play - Stop - Skip to start - Skip to end - Record |
Last but not least, coba kamu klik Zoom Tool (gambar kaca pembesar), lalu klik kiri beberapa kali di file audio mu.
Comand Tools |
Lalu klik tanda Fit Project (kaca pembesar paling kanan):
Magnifier Tools |
Apa yang terjadi? Coba bandingkan dengan menggunakan Zoom Tool. Klik kiri beberapa kali, lalu klik kanan beberapa kali? Bagaimana perbedaannya?
Hehe, gimana? asyik ya? Ini baru ‘kulitnya’, Insyallah semakin dalam kita belajar, ini akan lebih asyik lagi. Oke, kalau sudah, mari kita save proyek kecil ini, dengan meng-klik tanda disket atau lewat File -> Save As. Kamu bisa menyimpannya dengan nama 'Latihan 1' atau dengan nama yang lebih keren dari itu, hehehe.
Kalau kamu mau tanya, punya saran atau sekedar say hallo, boleh kok, coret-coret di bawah :)
Kalau kamu mau tanya, punya saran atau sekedar say hallo, boleh kok, coret-coret di bawah :)
Popular Posts
Cara Merekam Sambil Mendengar Suara Sendiri
- Get link
- X
- Other Apps
Cara (Paling) Mudah Mixing Suara di Audacity + File Untuk Latihan
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment